Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 22, 2009

DOA

DO’A
                   
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Q.S : 2 : 186 )
Allah SWT. Telah menganjurkan seluruh umat muslimin dan mu’minin untuk berdo’a. Sebab du’a memberikan keyakinan bahwa makhluk tidak akan bisa membuat satu bukti apapun, memberikan keyakinan bahwa makhluk tidak ada kekuasaan apapun. Du’a merupakan suatu pengakuan kealfaan diri, serta merupakan pengakuan bahwa diri kita selamanya membutuhkan Allah
Bentuk du’a ada 2 macam :
1. Langsung memohon kepada Allah, seperti menggunakan kata Allahumma…Robbana…dan lain sebagainya seperti yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang baik di dalam dzikir sesudah shalat atau di dalam shalat itu sendiri.
2. Melalu tawasul (perantara) ; yang bias dijadikan perantara doa ada 3 :
1. Dengan bacaan Alquran
2. Shalat
3. Amal soleh/baik
(Bersambung : pada pembahasan “manfaat du’a dan “syarat berdoa” supaya diterima)
Bila ingin bertanya langsung silahkan kirim email : hasbiyalla99@ymail.com

Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 21, 2009

HAQ ALLAH (bag 1)

Allah SWT, yang menjadi Tuhan kita, mempunyai hak yang wajib kita imani. Dan tidak sah imannya kalau tidak mengimani hak Allah. Hak Allah ada 4 :
1. Uluhiyah
2. Rubbubiyah
3. ‘Ubudiyah
4. Mulkiyah
Hak Uluhiyah dan Rubbubiyah dari Allah untuk makhluknya, dan ‘Ubudiyah dan Mulkiyah dari makhluk kepada Allah.
Uluhiyah : Allah yang mempunyai hak cipta, Allah yang mempunyai af’al, Allah yang harus menjadi tempat bersandar seluruh makhluk. Karena memang Dia yang pantas dijadikan tempat berlindung. Kenapa tidak? Karena semua yang terjadi adalah buah karya-Nya. Apapun yang terjadi , baik atau pun buruk semua adalah ciptaan-Nya. Alangkah pantasnya kita berlindung dan menyembah yang serba MAHA.
Kebanyakan orang yang ‘MUSYRIK” adalah menyimpang dari ULUHIYAH, maksudnya ibadah kepada Allah, tetapi punya kepercayan lain dan perlindungan lain selain Allah, dengan dalih “usaha”syariat” padahal dalam surah Al-Ikhlash sudah jelas diterangkan :

       
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Namun, sebelum kita menjadikan Allah tempat berlindung hati kita harus penuh dengan keyakinan akan ULUHIYAHNYA ALLAH , meyakinkan Allah tunggal (esa), meyakini Allah yang mempunyai hak cipta, meyakinkan diri tidak punya kekuatan apapun, tidak punya kemampuan apapun. Setelah diakui dan diyakinkan kalau Allah lah Dzat yang menjadi sumber segala kekuatan, makhluk apapun bentuk dan kemampuan tidak akan mampu menandingi-Nya. Maka disanalah kita saatnya menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat berlindung dan tempat memohon pertolongan. Sebab menjadikan makhluk sebagai pegangan tidak ada gunanya. Karena makhluk tidak punya kekuatan untuk memberikan kemadharatan ataupun manfaat.
Sebab punya pegangan makhluk sebagai backing tak ada gunanya, makhluk akan mati, sementara Allah hidup selamanya, MAkhluk akan rusak, sementara Allah abadi.
Jika kita telah menyadari sepenuhnya akan ke MAHA an Allah maka akan timbul jiwa tawakal.
Bacaan orang yang sudah mengakui akan hak ULUHIYAHNYA ALLAH adalah :
“Hasbunallah Wa ni’mal wakiil ni’mal maula wa ni’man nashir”
“Cukuplah Allah yang menjadi tempat berlindung kami semua yang sebaik-bainya tempat berlindung Allah yang sebaik-baiknya yang mengurus dan sebaik-baiknya yang menolong”
(bersambung)

Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 21, 2009

Agar kita Bisa IKHLAS

Iman, Islam, Ihsan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, artinya satu sama lain saling mendukung. Iman saja tidak cukup kalau tidak islam, karena Iman adalah kumpulan dari tekad hati, ucapan lisan dan amalan anggota tubuh. Orang tidak cukup mengaku Iman, karena harus disertai islam (ketundukan) , begitupun islam tidak cukup kalau tidak ada iman dalam hatinya. Iman dan Islam saja tidak cukup karena harus diikuti keikhlasan dalam segala amalnya, artinya segala amal yang dilakukan harus semata-mata karena Allah. Karena amal apapun yang tidak didasari keikhlasan jelas akan ditolak.
Keikhlasan itu sendiri sangat sulit dilakukan, namun ada cara untuk kita agar bisa beramal dengan ikhlas, di antaranya dengan mengubur diri di tanah yang kosong sebelum kita masuk kubur yang sebenarnya ( maksudnya uzlah) mengasingkan diri dari makhluk. Karena mungkin dengan jalan jauh dari makhluk kita takan ‘riya’ ya mau riya pada siapa kan kita hanya sendiri???
Karena itu seringlah menyendiri bertamu ke kubur (memikirkan kubur) sebelum benar-benar dikubur.
Dikubur /pendam ada dua macam :
1. dikubur dengan badannya, (uzlah bidayah)
2. Mengubur hati saja, badan kita tetap bergaul dengan orang lain. Cuman apa yang dilihat mata tidak terlihat oleh hati, dan apa yang kita dengar oleh telinga hati kita tidak ikut mendengar.
Tapi uzlah seperti ini, sangat sulit kalau hati masih mencintai dunia…

catatan : Kubur di sini bukan arti kubur yang sebenarnya

bagi yang ingin maslah ini diperjelas silahkan kirim email : hasbiyallah99@ymail.com

Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 21, 2009

Shalat sebagai media mengingat Allah

MENGINGAT ALLAH
                    • 
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Usahakan agar hati kita dalam 24 jam jangan sampai lupa terhadap Allah, sebab menurut akhli suluk, batas minimal lupa adalah 24 jam, jika lebih dari itu akan terasa berat untuk dibawa hati kita mengingatnya.
Waktu, tempat, gerak yang sedang dilakukan jadikanlah lahan untuk kita mengingat-Nya. Dalam sehari semalam kalau saja hanya diambil yang wajibnya saja tidak dengan sunatnya, kita ambil contoh mengingat Allah dalam shalat yang lima waktu.
Shalat itu jumlahnya 17 rakaat , berate 17 kali kita mengingat Allah dalam ruku’34 kali dalam sujud kalau dijumlahkan jadi 54 dalam ruku’ dan sujud. Dalam sehari semalam. Namun apakah dalam shalat yang 5 waktu itu sudah cukup mewakili waktu yang diberikan Allah dalam sehari semalam ? Jika saja dalam shalat saja kita tidak benar-benar ingat kepada Allah lantas kapan lagi kita bias mengingat Allah ? Oleh sebab itu cukupkan shalat sebagai media untuk kita mengingat Allah.
Tapi dengan tingkah syetan, dengan godaanya, bnayak yang sujud tapi bukan sujud, banyak yang ruku’ tapi tidak ruku, oleh sebab itu pantas Allah menyatakan dalam firman-Nya, bahwa manusia tidak khususnya orang mukmin tidak akan bahagia dengan shalatnya, tapi akan bahagia karena khusyu dalam shalatnya:
         
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, (al-Mu’minun 1-2)

Orang yang sudah mampu khusyu dalam shalatnya, akan bahagia baik di dunia maupun di akhirat, bahagia jasmani maupun rohaninya. Sebaliknya orang yang tidak khusu dalam shalatnya tidak akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Karena shalatnya hanya melepaskan kewajiban saja, yang lebih ditakutkan bila kita teliti firman Allah : dalam surah Al-Maun ayat 4-5 :
        
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

Oleh sebab itu harus diusahakan dari mulai sekarang, shalat kita khusyu, agar shalat kita diterima (maqbu)
Ada beberapa resep jika shalat ingin maqbul (diterima) diantarnya :
1. Shalatnya harus tenang, jangan tergesa-gesa
2. Pakaian, badan, dan tempatnya harus benar-benar suci lebih bagus kalu pakai wangi-wangian
3. Makanan yang dimakan harus berasal dari barang halal
4. Ada persiapan sebelumnya, minimal 15 menit sebelum datang waktu shalat kita sudah berpakaian rapi (pakaian untuk shalat tentunya), kosongkan hati dari hal-hal yang dapat mengganggu shalat misalkan rasa capai, karena badan yang capai dan hati yang masih belum siap untuk shalat akan sangat berpengaruh untuk mendapatkan kekhusyuan dalam shalat.
5. Jangan terlalu lapar dan jangan terlalu kenyang.
6. Shalatnya harus khusyu. Jangan terlalu jauh kejaran ukuran khusyunya, cukup khusyu mubtadiin ( ya kalo mampu sih lebih) yaitu sekedar diri ingat sedang shalat. Jangan sampai badan shalat, tapi hati di kantor atau di tempat kerja.

(Shalat merupakan barometer untuk diterimanya amal yang lain )
insya allah di lain waktu saya akan mencoba mnguraikan hubungan shalat dengan kegiatan kita ….
Ditunggu komentarnya ya… atau usulannya… apa yang harus saya tulis seputar kebutuhan umat Islam sehari-sehari

Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 21, 2009

Ketenangan Hati

Ketenangan Hati
“Ingatlah. Dengan dzkir kepada Allah, hatimu akan tentram “
( Q.S : Ar-Radu : 30 )
Dalam mengarungi kehidupan di dunia yang pana ini, tentunya banyak kejadian yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, baik yang manis, pahit, yang menyenangkan dan yang sebaliknya membuat hati kita gundah gulana. Mungkin bagi orang yang tingkat keimanannya sudah mencapai tingkatan “arifin”kejadian apapun tidak akan berpengaruh terhadap jiwanya. Hatinya akan tetap tenang walaupun cobaan dating sili berganti.
Yang menjadikan hati tenang itu adalah karena hatinya selalu dzikir kepada Allah
Yang jadi pertanyaan dzkir yang manakah yang akan berpengaruh terhadap ketenangan batin ? Karena dzikir itu ada dzkir pada dzat, dzikir pada sifat dan dzkir pada afal.
Yang paling dekat untuk menentramkan hati itu, dzikir tehadap afal Allah dan dzkir terhadap asma Allah yang ada kaitannya dengan dengan kejadian yang sedang kita alami, bahwa semua yang kita hadapi baik itu manisnya hidup, pahitnya hidup yang menyenangkan ataupun yang sebaliknya semuanya adalah afalnya Allah (perbuatan Allah) yang sengaja diciptakan Allah. Diri kita tidak punya kekuatan untuk menolak kajadian apapun, sehingga kita lupa atas semua kejadian karena terbawa hanyut oleh hati yang mengagumi Sang Pencipta Kejadian. Yaitu Allah SWT.
Ada beberapa cara untuk menentramkan hati disaat hati sedang gundah gulana, diantaranya :
1. Menerima, jika kita sedang mendapat cobaan ataupun ujian, terutama ujian atau cobaan berupa hal yang sangat menyakitkan umpanya, usaha bangkrut, tani tidak berhasil, ada yang menipu dan lain sebagainya, hati harus menerima bahwa semua yang terjadi adalah bentuk ujian yang diberikan Allah untuk meningkatkan keimanan kita.
2. Berserah diri kepada Allah, setelah menerima bahwa semua yang terjadi adalah disengaja oleh Allah, sepatutnya kita berserah diri pada-Nya, menerima bahwa semua yang terjadi adalah takdir dari-Nya. Sebab walaupun kita berusaha sekuat tenaga kita takkan mampu melawan kehendak-Nya. Kita tidak punya kekuatan apapun untuk melakukan itu. Dengan berontak hati kita takan mampu menghilangkan derita yang kita terima, begitupun dengan pasrah. Cuman ada perbedaan antara yang ngedumel dengan yang pasrah. Yang berontak terhadap apa yang diberikan Allah hatinya akan capai, sedangkan yang menerima hatinya akan tentram, karena menyadari semua yang terjadi adalah kehendak-Nya.
3. Berusaha,Setelah menerima dan berserah diri, harus terus berusaha, bagaimana caranya supaya kita bias keluar dari kemelut yang ada. Tapi bukan usaha karena hati tidak pasrah dan berserah diri (tawakal), kita berusaha karena ada perintah untuk berusaha bukan akan melawan takdir. Usaha yang diniatkan untuk ibadah dengan usahanya. Bukan pasrah yang tanpa usaha. Karena kebaikan tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi melalui usaha dan sariat yang diperbolehkan tentunya.
Beruntunglah orang-orang yang bias tenang hatinya. Semoga kita semua termasuk orang-rang yang mendapatkan ketenangan darinya….Amin

Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 21, 2009

HAL YANG DIBUTUHKAN OLEH ORANG YANG MENCARI KESELAMATAN DI AKHIRAT

Setiap orang, siapapun dia tentu mengharapkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Perkara yang dibutuhkan oleh orang yang sedang mencari kebahagiaan akhirat tanpa meninggalkan kebahagiaan akhirat adalah takwa kepada Allah SWT.
Yang dinamakan takwa adalah “menjalankan hal-hal yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang Allah baik secara lahir maupun secara batin. Maksudnya melaksanakan segala perintah Allah karena semata-mata melaksanakan perintahnya bukan karena perintah orang lain atau karena sesuatu hal begitu pun dalam meninggalkann larangannya, semata-mata karena melaksanakan perintah untuk meninggalkannya bukan karena tidak senang atau pun karena ada paksaan dari pihak lain selain Allah disertai dengan rasa malu dan takut terhadap Allah SWT. Serta menunjukkkan rasa horamat dan mengagungkan-Nya.
Sebagian ulama berkata : ” Tidak ada pertolongan selain pertolongan Allah, tidak ada petunjuk selain petunjuk dari Allah, tidak ada contoh yang patut ditiru selain apa yang dicontohkan Rasullalah.
Orang yang bertakwa akan mempunyai 4 tanda dan sifat seperti yang tercantum dari bentukan huruf takwa itu sendiri :
1. Tawadhu ; yaitu satu sifat yang sangat terpuji, tawadu maksudnya rendah hati, tidak sombong baik kepada Allah, maupun kepada makhluk Allah lainnya , Orang yang bertakwa akan selalu menunjukkan sifat rendah hati kepada siapapun. Karena orang yang bertakwa akan menyadari sepenuhnya kalau di dalam dirinya tidak punya kemampuan apapun kalau Allah SWT tidak memberikan kemampuan kepadanya. Orang yang bertakwa akan selalu merasa orang lain lebih tinggi darinya, walau pada kenyataannya dirinya lebih dari orang lain. NAmun karena sifat tawadhu telah tertanam dalam jiwanya, hatinya akan merasakan semua yang ada pada dirinya bukan milik dia tapi hanya merupakan amanat yang diberikan Allah kepadanya.
2. Qanaah, sifat qanaah adalah suatu sifat yang tertanam dalam hati orang yang bertakwa kalau apa yang diberikan Allah kepadanya telah cukup. Qanaah artinya merasa cukup dengan apa yang ada pada di dirinya. Orang yang bertakwa hatinya akan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepadanya, karena hatinya selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan padanya. Orang yang bertakwa takan merasa iri atas karunia Allah yang diberikan kepada orang lain. Karena dia punya keyakinan kalau apa yang diberikan kepadanya adalah yang terbaik baginya. Orang yang qanaah akan punya keyakinan yang kuat dan akan selalu bersyukur atas nikmat apapun yang diberikan Allah. Orang yang bertakwa selamanya akan merasa kaya. Karena perasan miskin datang pada orang yang hatinya selalu tidak merasa cukup. Sebanyak apapun harta yang diberikan Allah kepadanya kalau tidak Qanaah akan tetap merasa dirinya miskin.
3. Wara’ ; artinya apik, teliti, hati-hati. Orang yang bertakwa akan mempunyai sifat hati-hati dalam setiap tindakannnya, karena takut Allah murka kepadanya. Bila bicara akan selalu hati-hati, karena takut akan menyakiti orang lain yang akibatnya Allah jadi murka kepadanya. Kalau dalam bidang usaha, orang bertakwa akan selalu hati-hati, karena takut kena barang haram. Jadi apapun tindakannya hatinya selalu bertanya ” Apakah Allah Ridha akan ini….?
4. Yakin, Orang yang bertakwa akan punya keyakinan yang kuat, tidak mudah goyah terhadap apa yang dilihat mata, didengar telinga. Hatinya selalu yakin akan kebesaran san kekuasaan Allah SWT. TAkan takut menghadapi kepahitan hidup, takan tergelincir mengahdapi cobaan yang menggiurkan.

itulah sekelumit tentang sifat-sifat orang yang bertakwa, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang terpuji lainnya yang dimiliki orang yang bertakwa. Alhasil takwa adalah kata yang mudah dikatakan namun terlalu sulit untuk dilaksanankan.

Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 20, 2009

Ilmu

Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali dalil yang menyatakan atas keutamaan ilmu. Diantaranya , firman Allah Ta’ala : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derakat (Q.S : Al-Mujadilah : 11)

Ilmu itu sendiri dibentuk dari tiga huruf ‘Arab

  1. Ain diambil dari kata ‘iliyyin, yang maha tinggi, dengan demikian orang yang mempunyai ilmu di manapun berada akan mempunyai kedudukan yang tinggi baik dari masyarakat sekitarnya maupun dari Allah. Kita bisa melihat dan memperhatikan bagaimana kedudukan orang berilmu, sehingga walau sudah meninggal namanya masih ahrum dan bergema di seluruh penjuru dunia.
  2. Lam, diambil dari kata ” Latif” yang artinya lembut, penyantun; itu berarti orang yang berilmu akan dikaruniai sifat lemah lembut, penyayang dan bahkan penyantun pada setiap makhluk yang ada di muka bumi.
  3. Ma, diambil dari kata “maalik” yang berarti raja, penguasa, yang menguasai; itu berati orang yang berilmu akan dikarunia anugrah yang luar biasa dengan ilmunya, orang berilmu akan mampu menguasai dunia, apapun keadaan
Oleh: Robby Fauzan Taufiq Rahman | Mei 20, 2009

Perilaku Acuh Anak Terhadap Agama

PERILAKU ACUH ANAK TERHADAP AGAMA
Anak-anak yang ada pada kita, merupakan amanat yang akan diminta pertanggung jawaban oleh sang pemberi amanat Allah SWT. Karena memang orang tualah yang mencetak anak-anaknya untuk jadi apa pun mereka. Baik secara langsung maupun tidak. Dan hal yang paling ampuh untuk mencetak anak supaya menjadi anak yang berguna bagi dirinya, keluarga, lingkungan bahkan nusa bangsa dan agama adalah penanaman didikan agama sejak dini. Baik dari orang tua langsung maupun melalui lembaga pendidikan agama lainnya. Penanaman keimanan dan akidah yang kuat sejak dini akan berpengaruh besar terhadap perilaku anak di masa dewasa.
Namun bagaimana bila perilaku anak di saat ini semakin acuh terhadap agama dan bahkan menempatkan agama sebagai hal yang sangat kolot dan mengekang…inilah yang perlu kita waspadai. Karena jika hal itu berlarut akan terjadi pergeseran moral, bahkan tidak mustahil terjadi dan terulang masa jahiliah di era modern.
Ada beberapa hal yang dapat membuat anak masa bodoh terhadap agama di antaranya: Pengaruh negative dari globalisasi, pergaulan, kurangnya perhatian orang tua lingkungan dan kurangnya perhatian pemerintah.
Pengaruh dari globalisasi diakui atau pun tidak. telah sangat dominan dalam kehidupan kita, bukan hanya di kota-kota besar tetapi di pedesaan pun pengaruhnya sudah dapat dirasakan. Arus informasi dari luar sangat susah kita bendung dan kita kontrol dari anak-anak. Mudahnya mengakses berbagai macam informasi dari dalam maupun dari luar memberikan peluang pada anak-anak mencari tahu hal-hal yang baru, bahkan hal yang tadinya dianggap tabu pun kini sudah menjadi hal yang biasa. HP yang beberapa tahun ke belakang hanya digunakan oleh orang – orang berduit kini sudah bukan menjadi barang mewah lagi, bahkan anak-anak TK pun sudah terbiasa dengan HP. Menjamurnya warnet membuat anak-anak semakin sulit terkontrol, semaraknya setatsion TV, juga punya andil dalam mempengaruhi sikap anak-anak terhadap agama.
Banyaknya pilihan hiburan membuat anak-anak merasa malas untuk pergi ke tempat-tempat pengajian, apalagi rata-rata hiburan yang disajikan dan menjadi kesukaan anak-anak mayoritas waktunya di saat waktu yang biasa digunakan untuk pergi ke tempat-tempat pengajian.
Pergaulan, juga punya andil yang sangat besar terhadap perilaku anak-anak, bahkan tak jarang akibat dari salah pergaulan anak yang tadinya baik, berubah drastis menjadi brutal. Sikap acuh terhadap pendidikan agama pun sangat dipengaruhi oleh teman pergaulan anak.
Perhatian orang tua,
Kewajiban orang tua bukan hanya mengasuh dan membesarkan anak, tetapi lebih dari itu. Namun secara garis besar kewajiban pokok orang tua di antaranya ; mengasuh, membesarkan, memberikan pendidikan dan member contoh yang baik terhadap anak-anaknya.
Orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak hanya pandai mengasuh dan membesarkan anaknya saja, karena pada dasarnya setiap orang tua juga mampu melakukannya. Namun mengajar, mendidik dan memberi contoh yang baik sangat lah sulit. Dan jarang orang tua yang mampu memadukan pengajaran, pendidikan dan contoh sekaligus.
Banyak orang tua yang hanya pandai mengajar anaknya dengan berbagai macam fasilitas yang dimilikinya, namun tidak mampu mendidik anaknya menjadi anak yang baik secara moral. Karena pelajaran yang diberikan hanya sebatas teori tanpa dibarengi praktek dan pemberian contoh, dalam agama hal itu akan sulit diserap anak. Mengajar hanyalah mentransfer ilmu sedangkan mendidik di samping mentransfer ilmu juga membimbing anaknya untuk mengamalkan ilmu yang didapatnya.
Sikap acuh anak terhadap agama, orang tua punya peranan yang sangat penting, karena keberhasilan sebuah pendidikan takan lepas dari tiga unsur ; pendidik, yang dididik dan motivator dalam hal ini orang tua. Orang tua yang masa bodoh terhadap pendidikan agama, akan menjadi penyebab sikap acuh anak terhadap agama.
Lingkungan,
Lingkungan dimana kita tinggal punya peranan yang sangat dominan terhadap pembentukan karakter seseorang. Lingkungan yang jauh dari agama akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak secara mental spiritual. Seorang anak tidak akan merasa berdosa jika meninggalkan kewajiban agama, jika berada di lingkungan yang yang jauh dari sentuhan nilai agama. Bahkan mungkin akan menganggap agama sebagai aturan yang tabu dan mengganggu kebebasan seseorang.
Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, akan menjadi malapetaka bagi perkembangan moral anak itu sendiri.
Perhatian Pemerintah
Peranan pemerintah dalam memberikan motivasi terhadap anak-anak usia sekolah sangat besar. Kita bisa buktikan pada kegiatan Ramadhan. Anak-anak jadi giat melaksanakan kegiatan keagamaan, dari mulai kuliah subuh, diklat, tadarusan, dan lain sebagainya. Hal itu karena ada anjuran dari pemerintah melalui instansi terkait dalam hal ini Depag atau Depdiknas yang diteruskan ke sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masing-masing.
Kalau saja hal itu bisa berkesinambungan, tidak hanya dilakukan di bulan-bulan tertentu, tentu akan sangat berpengaruh bagi anak-anak dalam membangun jiwa anak-anak dalam hal agama. Generasi yang tidak hanya pintar dalam iptek tapi juga imtak akan sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa yang kita cintai ini. KKN akan hilang dengan sendirinya, jika moral dan keimanan telah mengakar dalam jiwa warganya.
Keimanan dan ketakwaan merupakan benteng yang sangat kuat dari niat jahat dan perbuatan jelek lainnya. Penanaman keimanan ini perlu dilakukan sejak dini, tempat yang sangat cocok dalam menamkan moral bagi generasi penerus adalah lembaga pendidikan. Dalam hal ini lemabaga agama sala satunya.
Hal ini akan berhasi jika anak-anak masih bersemangat dan bersikap antusias terhadap pendidikan agama. Semoga.

Kategori